Skip to main content

Jalan-Jalan di Kota Istanbul? Kenalan dulu dengan Transportasinya


Kalau mendengar kata Istanbul, mungkin yang pertama kali terbayang adalah identitas kota ini yaitu sebagai Kota Dua Benua. Memang benar, Kota Istanbul merupakan salah satu kota terbesar dan terpadat di Turki yang terletak di antara dua benua. Istanbul bagian Timur terletak di Benua Asia, dan Istanbul bagian Barat terletak di Benua Eropa. Keduanya dipisahkan oleh  sebuah selat yang bernama Selat Bosphorus.

Gambar 1: Selat bosphorus yang memisahkan Benua Asia dan Eropa
Sumber: GoogleMaps



Latar belakang Kota Istanbul yang pernah dikuasai oleh kerajaan-kerajaan seperti  Romawi, Bizantium, Ottoman, dan Konstantinopel membuat kota ini kaya akan sejarah dan bangunan bersejarahnya. Siapa yang tidak kenal dengan Blue mosque, Galata Tower, Aya Sophia, dan Topkapi Palace. Tidak heran jika Istanbul masuk kedalam 10 kota paling banyak dikunjungi wisatawan asing menurut Tahupedia.com. Sebagai kota pariwisata, Istanbul memiliki kapasitas yang sangat mendukung terutama dalam hal transportasi publiknya.


Gambar 2: Peta Transportasi Istanbul


Gambar 3: Jenis Transportasi Istanbul





Jika di Jakarta transportasi publiknya ada CommuterLine, Busway, Metromini, Taksi, hingga angkot, di Istanbul ada transportasi-transportasi sebagai berikut:




1. Metro
Jangan bayangkan metro di Istanbul sama dengan metromini yang ada di Jakarta. Metro di Istanbul yang dimaksud adalah sebuah kereta bawah tanah yang memiliki rute tertentu. Kereta ini menjadi transportasi andalan yang bisa dipakai oleh turis asing yang baru saja tiba ke Bandara dan ingin berwisata di Istanbul. Adapun rute yang tersedia adalah:
·         Rute M1A Attaturk Havalimani (Bandara Attaturk) – Aksaray - Yenikapi
·         Rute M1B: Esenler Otogar (terminal bus)  - Kirazlı
·         Rute M2: Yenikapı – Hacıosman
·         Rute M3: Kirazlı - BaÅŸakÅŸehir – Metrokent
·         Rute M4: Kadıköy – Kaynarca
·         Rute M5: Ãœsküdar - Çekmeköy
Kereta ini mirip dengan Commuter Line versi Indonesia . Sebelum menggunakan metro, kita harus beli dulu kartu Istanbulkart semacam kartu transportasi di Istanbul seharga 10TL (TurkishLyra) yang isinya 4TL. (1 TL = IDR 5,000). Kemudian kita isi saldo di sebuah mesin isi ulang.  Kartu Istanbulkart dipakai untuk semua transportasi publik di Istanbul seperti Metro, Metrobus, Tremvay, Fery, dan Marmaray. Satu kali tap di Metro ini akan dikenakan biaya sebesar 2,3 TL. Keretanya cukup bersih dan nyaman. Jarang ada tragedi “dempet-dempetan” seperti di Commuter Line Indonesia ketika pagi dan sore hari.

Gambar 4: Istanbulkart


Gambar 5 : Tempat pengisian kartu Istanbulkart

Gambar 6: Metro tampak luar


Gambar 7: Metro tampak dalam

Sumber: http://www.turkeytravelplanner.com/go/Istanbul/Transport/IstanbulMetro.html
 


2. Metro Bus
Metrobus merupakan sebuah transportasi publik di Istanbul  semacam bus yang super cepat. Bentuknya hampir mirip dengan busway di Jakarta, yakni memiliki jalur sendiri di Jalan Raya. Namun bedanya mobil-mobil pribadi disini tidak suka menyerobot jalur metrobus seperti halnya di Jakarta sehingga tidak ada macet. Sistem pembayaran metrobus itu sama dengan Metro (kereta) yaitu menggunakan kartu IstanbulKart. Harganya sama dengan metro, 1 kali tap dikenakan biaya sebesar 2,3 TL.  

Gambar 8: Metrobus


3. Tramvay
Tramvay atau biasa disebut trem merupakan sebuah transportasi di Istanbul yang mirip dengan kereta (karena ada rel nya), namun juga lebih fleksibel seperti bus. Dibilang fleksibel karena trem ini bisa berhenti sewaktu-waktu ketika ada lampu merah, atau orang menyebrang. Karena kefleksibelannya ini, trem tidak secepat Metro train dan Metrobus. Trem di Istanbul juga ada jenisnya. Ada trem kuno dan trem modern. Trem kuno kapasitasnya hanya untuk beberapa orang saja sedangkan trem modern kapasitasnya sudah mencapai puluhan orang. Jalur tremvay sejalur dengan jalan raya yang dipakai oleh mobil-mobil pribadi dan transportasi lainnya di Istanbul. Cara membayarnya  juga menggunakan kartu Istanbulkart dengan harga 2,3 TL.
Rute yang tersedia:
·         T1 Line (Bagcilar – Kabatas Tramway)
·         T2 Line (Taksim-Tünel Nostalgia Tramway)
.       T3 Line (Kadıköy-Moda Nostalgia Tramway)


Gambar 9: Trem kuno
Gambar 10: Tremvay Modern di daerah Fatih



4. Kapal Ferry

Karena Istanbul merupakan kota yang terletak di dua benua (Asia dan Eropa) serta dipisahkan oleh sebuah selat/laut, maka perlu adanya transportasi untuk menyebranginya. Ada 2 cara, pertama dengan menggunakan kapal Ferry yang estimasi waktunya sekitar 15-20 menit, kedua dengan menggunakan Marmaray (kereta bawah laut) dengan estimasi 5 menit. Mana yang lebih nyaman, itu semua tergantung kepentingan penggunanya. Kalau mau lebih cepat, bisa menggunakan Marmaray. Tapi, kalau mau lebih menikmati indahnya pemandangan dua benua dari Selat Bosphorus, bisa menggunakan Kapal Ferry. Karena naik kapal fery maupun Marmaray sama saja harganya, sistem pembayarannya tetap menggunakan kartu Istanbulkart dengan harga 2,3 TL.

Bila ingin naik kapal ferry ada dua pilihan tempat duduk. Di dalam kapal dan di bagian atas kapal (dek kapal). Jika tidak ingin bersentuhan langsung dengan dinginnya udara luar bisa duduk di dalam saja. Namun, jika ingin sambil melihat pemandangan sermbari memberi makan burung camar yang sedang terbang  bisa duduk di dek kapal.  

Gambar 11: Kapal Ferry Istanbul dengan latar belakang Benua Eropa



Gambar 12: Suasana dek kapal




Gambar 13: Suasana di dalam kapal


5. Marmaray
Marmaray ini bisa dibilang transportasi yang paling unik diantara transportasi lainnya di Istanbul. Marmaray merupakan sebuah kereta listrik cepat terowongan bawah laut yang menghubungkan benua Asia dan Eropa di Selat Bosphorus. Marmaray ini merupakan gabungan dua kata. Marmara berarti Laut Marmara, sedangkan ‘Ray’ dalam bahasa Turki berarti kereta. Jadi, Marmaray artinya kereta api Marmaray. Marmaray merupakan transportasi yang baru diresmikan tahun 2013 lalu saat Recep Tayyip Erdogan sebagai Perdana Menteri Turki dan Abdullah Gül sebagai presiden.
Marmaray adalah mimpi rakyat Turki sejak tahun 1876 di masa Sultan Abdul Mecit II. Lebih dari 150 tahun lalu, Sultan pada masa Turki Utsmani ini bermimpi suatu saat akan ada kereta (terowongan) api bawah laut di Selat Bhosporus yang menghubungkan Asia dan Afrika. Penerusnya, Sultan Hamid yang memerintah pada 1922-1924 kemudian pernah membuat sketsanya. Tapi sampai pada akhir kesultanan ide ini tidak terwujud. Pada masa Perdana Menteri Erdogan, jalur mahal bahwah laut itu terwujud. Selain membuka jalur transportasi, proyek terowongan ini juga tak sengaja berhasil mengungkap artefak-artefak yang sangat bernilai bagi arkeologi. Dari artefak ini, para arkeolog bisa melacak sejarah Istanbul hingga ke 8.500 tahun lalu atau 2.500 tahun lebih lama dari yang dipercaya sebelumnya.
Sesuai namanya kereta bawah laut, di Marmaray Istasyonu (Stasiun Marmaray) kita harus menuruni banyak escalator terlebih dahulu untuk mencapai keretanya. Kereta ini sangat cepat,karena untuk menyebrang dari Benua Eropa maupun sebaliknya saja hanya dibutuhkan waktu sekitar 5 menit. Kereta marmaray merupakan kereta kebanggan rakyat Turki.

Gambar 14: Stasiun Marmaray di Uskudar


 

Gambar 15: Kereta Listrik Bawah Laut Marmaray


Gambar 16: Rute dan Sketsa jalur Marmaray



6. Cable Car / Teleferic

Orang Indonesia mungkin tidak asing jika mendengar kata “Kereta Gantung”. Iya, kereta gantung yang jika di Indonesia dipakai hanya untuk kepentingan rekreasi semata, (TMII dan Ancol), di Istanbul kereta gantung atau orang Turki menyebutnya dengan Teleferic ini dijadikan transoprtasi umum. Melihat kontur kota Istanbul yang berbukit-bukit, tidak heran jika Istanbul memiliki transportasi umum layaknya kereta gantung ini untuk menghubungkan antara bukit yang satu dengan bukit yang lainnya. Cara pembayaran dan harganya sama dengan transportasi publik lainnya, yaitu menggunkan Istanbulkart seharga 2.3 TL. Tertarik mencoba?


Gambar 17: Teleferic di Istanbul


Selain ada transportasi diatas, ada beberapa transportasi lain yang mirip dengan di Indonesia. Seperti bus umum biasa dan taxi. Ojek atau motor jarang sekali digunakan di negara ini. Motor hanya digunakan oleh Pengantar Delivery makanan dan polisi-polisi yang sedang berpatroli. Namun tetap saja tidak ada yang namanya razia motor di Istanbul, yang ada itu merupakan sebuah CCTV lalu lintas yang merekam segala aktivitas kota. Jika ada penduduk yang melanggar aturan surat tilang akan langsung dikirim ke rumah pelaku. Pantas saja Istanbul menjadi salah satu kota pariwisata paling dikunjungi di dunia, sarana transportasinya saja berkembang dengan baik. Sehingga turis tidak perlu susah untuk pergi dari satu tempat  ketempat lainnya. Bagaimana dengan Indonesia? Monorel masih berjalankah pembangunannya? kita doakan saja semoga sistem transportasi di Indonesia dapat terus berkembang dan lebih baik lagi :)

Sumber:
http://www.ulasim.istanbul/media/24900/ag_2200px_1546px-01.jpg

Comments

Popular posts from this blog

#Day1: My First Flight

S abtu, 21 Mei 2016 Tokoh : Aku (widi), Kak Rahma, Iqbal, Bang Owe, Gadis Malaysia, Pelayan KFC Malaysia, Pramugari   Qatar Airways Lokasi : Depan Kampus D Universitas Gunadarma, Bandara Soekarno Hatta, Money Changer, Pesawat Lion Air, Kuala Lumpur International Airport (KLIA, Malaysia), KFC Malaysia, pesawat Qatar Airways "Setelah perjuangan cukup panjang, Alhamdulillah Allah menjawab doa-doa kami. Hari ini kami bisa berangkat atas izin-Nya." Titik kumpul pertama kami bertiga adalah di Jl. Margonda (depan Universitas Gunadarma kampus D). Aku datang pertama, sebelum jam 6 pagi dengan membawa 1 koper, 1 ransel, dan 1 tas slempangku. Sambil menunggu kedatangan teman-teman lain, aku merenung sekaligus bersyukur. Campur aduk perasaanku saat itu. Senang karena Allah Maha Baik serta masih sedikit tidak percaya bahwa hari ini akan tiba dan aku bisa berangkat menuju negara impianku, sekaligus sedikit sedih karena harus meninggalkan keluarga dan kampus tercinta sel

#Day 2: Welcome Turkey!

Minggu, 22 Mei 2016 Tokoh: aku (widi), Iqbal, kak Rahma, mas spiderman, mba orang Indonesia, Kak Andi, Gadis Turki, supir Bus Antalya, Supir Taxi Antalya, Mas Resepsionist Orange Hotel & Appartement. Lokasi: Hamad International Airport, Pesawat Qatar, Attaturk International Airport, Antalya Airport, Bus Umum Antalya, dan Taxi        Sekitar pukul 2 waktu Doha, kami sampai di Hamad International Airport, Qatar. Suasana atmosfer luar negeri sudah sangat terasa disini. Wajah-wajah sipit ala-ala melayu sudah jarang terlihat. Kebanyakan adalah wajah-wajah bermata belo seperti orang Arab dan timur tengah. MasyaAllah sekali, bandara di Doha, Qatar itu sangat maju, rapi, bersih, dan bagus. Lampu-lampu di atap yang berwarna kekuningan menambah kesan mewah bandara ini. Ada fasilitas kereta cepat juga yang berwarna putih bersih. Ruang tunggunya dan mushollanya sangat nyaman, kamar mandi super bersih, fasilitas minum gratis, wifi gratis, fasilitas escalator horizontal yang membuat