Sabtu, 21 Mei 2016
Tokoh : Aku (widi), Kak Rahma, Iqbal, Bang Owe, Gadis Malaysia, Pelayan KFC Malaysia, Pramugari Qatar Airways
Lokasi : Depan Kampus D Universitas Gunadarma, Bandara Soekarno Hatta, Money Changer, Pesawat Lion Air, Kuala Lumpur International Airport (KLIA, Malaysia), KFC Malaysia, pesawat Qatar Airways
"Setelah perjuangan cukup panjang, Alhamdulillah Allah menjawab doa-doa kami. Hari ini kami bisa berangkat atas izin-Nya."
Titik kumpul pertama kami bertiga adalah di Jl. Margonda (depan Universitas Gunadarma kampus D). Aku datang pertama, sebelum jam 6 pagi dengan membawa 1 koper, 1 ransel, dan 1 tas slempangku. Sambil menunggu kedatangan teman-teman lain, aku merenung sekaligus bersyukur. Campur aduk perasaanku saat itu. Senang karena Allah Maha Baik serta masih sedikit tidak percaya bahwa hari ini akan tiba dan aku bisa berangkat menuju negara impianku, sekaligus sedikit sedih karena harus meninggalkan keluarga dan kampus tercinta selama 10 hari dimana minggu-minggu depan merupakan minggu UAS. Tak lama, 1 teman ku datang (Kak Rahma) dengan ayahnya. Disusul bang Owe yang telah membawa spanduk Conference kami. Baik sekali Bang Owe ini, kami baru selesai bikin spanduk itu H-1 hari tepatnya jam setengah 10 malam dan tidak memungkinkan kami ke daerah Margonda untuk mencetaknya karena sudah malam dan harus packing untuk besok paginya. Namun, beliau dengan berbaik hatinya mau mencetak banner itu :’) jam setengah 11 malam. Kemudian diambil paginya dan diantarkan kepada kami sebelum berangkat ke bandara. Setelah bang Owe datang, tak lama satu temanku yang lain datang (Iqbal). Dan ketika Iqbal datang, kami memfotocopy semua dokumen kami cukup banyak mulai dari passpor, Visa, KTP untuk mengantisipasi ketika suatu saat dokumen kami ada yang hilang. Tips dari saya adalah taruh fotocopyan dokumen itu di setiap tas yang kita bawa (jangan hanya 1 tas) untuk mengantisipasi kehilangan identitas. Kenapa ? Karena ketika pergi keluar negeri identitas seperti passpor dan Visa itu sangatlah penting. Jangan sampai hilang! Taruhlah passport dan visa asli ke tempat yang mudah dijangkau dan aman seperti tas fleksibel kita.
Dalam perencanaan, kami akan pergi ke Bandara International Soekarno Hatta (CGK) dengan menggunaan Grab Car, namun pada hari H nya ternyata setelah di pesan lewat aplikasi Smartphone, tak ada yang mau menerima order kami :”) alhasil kami bingung mau naik apa . Saat itu pukul setengah 7 pagi dan kami harus sudah check in pesawat pukul setengah 10. Lalu, Bang Owe kembali sangat berbaik hati, beliau menyarankan agar kami naik Bus Hiba Utama dari Terminal Depok tujuan Bandara. Tapi bisnya jalannya satu jam sekali dan itu artinya kami harus buru-buru ke Terminal Depok sebelum jam 7. Tanpa berpikir lama lagi, kami pamitan ke Bang Owe dan langsung naik angkot menuju terminal Depok. Setelah sampai di terminal Depok, kami mencari Bus Hiba Utama tujuan Bandara. Alhamdulillah, pas sekali waktunya. 1 menit sebelum bus yang jam 7 jalan, kami tiba. Tak terbayang kalau sedikit lagi kami telat, kami harus menunggu lagi selama sejam untuk bisa ke Bandara. Maha Besar Allah atas segara rencananya :)
Oiya,
sebelumnya aku telah memiliki kontak seorang kakak asal Indonesia yang saat ini
tinggal di Istanbul, Turki. Kepada beliaulah kami bertanya-tanya segala
persiapan yang perlu dilakukan sebelum dan saat berada di Turki. Kakak
ini menyarankan agar kami menukarkan seluruh mata uang Rupiah kami ke mata uang USDollar sebelum ke Bandara dan take
off pesawat. Di dalam bus, kami diskusi apa yang mesti kami lakukan di bandara.
Dan hasil diskusi kami adalah kami harus menukarkan seluruh uang rupiah kami ke
bentuk US Dollar dan Ringgit di bandara. Yaps, dan ini juga bisa menjadi tips
buat temen-temen yang mau ke luar negeri agar menukarkan seluruh uang Rupiahnya
ke mata uang negara tujuan minimal US Dollar. Karena ketika di negara tujuan, kita akan
sulit sekali mencari bank atau money changer yang bisa menukarkan uang Rupiah
ke uang lokal negara tujuan. Sekitar 1,5 jam perjalanan kami menggunakan bus
Hiba Utama dan sekitar pukul 9 kami sampai di Terminal 2D Bandara International
Soekarno. Masih ada waktu setengah jam untuk ke moneychanger, kami
menukarkan sebagian besar uang kami ke US Dolar dan Ringgit. Tapi tetap kami
sisakan rupiah untuk tiket pulang Bus Hiba Utama nanti dari Bandara ke Depok. Kenapa US Dollar??
Kenapa Ringgit (mata uang Malaysia)?? Kenapa
gak Lyra (mata uang Turki)?? Karena di Soetta, tidak jual Lyra, jadi
USDollar adalah pilihan terbaik untuk nantinya ditukarkan ke Lyra ketika sampai
di Turki. Dan alasan kenapa beli Ringgit adalah karena kami nantinya
berangkat-pulang akan transit lama di Kuala Lumpur International Airport (KLIA,
Malaysia). Jadi ketika kami lapar nanti, kami ada uang untuk makan disana :D
Pukul setengah 10 kami check in (tukar tiket online dengan
tiket asli/Boarding pass) ke meskapai kami, Lion Air tujuan Jakarta-Kuala
Lumpur. Awalnya kami sempat cemas karena ketika itu sedang hangat-hangatnya
berita di Televisi bahwa Lion Air sedang dibekukan bahkan dilarang terbang
karena terkena kasus penyelundupan narkoba. Tapi bismillah, kami percaya, niat
baik akan dimudahkan. Kami berangkat dengan niat yang baik, yaitu untuk bisa
bertadabbur dan menginjakkan kaki di belahan bumi Allah yang lain. Sehingga,
insyaAllah Allah akan memudahkan kita. Oh iyaa, kenapa tiket kami tujuannya
Jakarta-Kuala Lumpur bukannya Jakarta-Istanbul. Karenaa, harga tiket PP nya
bisa berbeda sangat jauh. Jauuuh banget. Tiket pesawat Jakarta-Istanbul minimal
bisa mencapai 16juta buat satu orang. Tapi, dengan rute perjalanan Jakarta-KL,
dan KL-Istanbul, bisa menghemat sampai 8 juta PP untuk satu orang. Tapi, karena
kita pesen tiket H-2( H-2 hari yaa bukan H-2 minggu atau H-2 bulan :D ), kita
kena total 10 juta PP, satu orang. Dengan rincian:
- Rute Jakarta-KL harga 2 juta PP menggunakan meskapai Lion Air. Fasilitas: ekonomi, tidak dapat makan, dan Bagasi 20 kg
- Rute KL-istanbul harga 8 juta PP menggunakan meskapai Qatar Airways. Fasilitas: ekonomi, Makan (2 kali), Selimut, Bantal, headset, TV individu, kaus kaki, tutup telinga, pasta dan sikat gigi dan Bagasi 30 kg
Setelah check-in Lion, kami semua menunggu di ruang tunggu
Lion Air sampai pintu pesawat (Gate) terbuka dan dibolehkan masuk oleh
pramugari. Kami sempatkan foto-foto haha maafkan ke norak-an kami (aku sih
lebih tepatnya) yang baru pertama kali naik pesawat. Pukul 10.30 kami
dibolehkan masuk ke pesawat. Kami disambut oleh pramugari-pramugari Lion Air
yang berpakaian batik ala-ala pramugari. Setelah duduk di bangku pesawat
pramugari tersebut menginstruksikan agar kita memakai sabuk pengaman, dan
memberikan instruksi-instruksi terkait keselamatan penerbangan. Semua diakukan
dan diperagakan pramugari secara manual
di kabin-kabin pesawat.
Gambar 1: Lion Air di CGK |
Pukul 11.30 pesawat kami mulai take off. Kami
bertiga berdoa agar diberi keselamatan oleh Allah, aku sangat deg deg an saat
itu karena ini benar-benar pengalaman pertamaku naik pesawat. Dan tidak lama
kemudian, pesawat sudah mulai mengudara. Rasanya seperti melayang, terbang.
Hehe ya emang terbang.
Aku
bisa melihat landuse-landuse dari atas dan awan-awan tipis maupun tebal. Seneng
banget rasanya saat itu. Sayang Iqbal tidak mau mengalah jadi dia yang duduk di
pojok di dekat jendela dan aku duduk di paling pinggir :D Sekitar 2 jam
kemudian kami sampai di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Jika
dihitung-hitung seharusnya kami sampai pukul 13.30WIB tapi yang kami lihat di
jam bandara adalah pukul 14.30. Yaa memang perbedaan waktu Jakarta dengan Kuala
Lumpur itu 1 jam lebih dulu KL.
Bandara KL sangat bagus dan lebih maju dibandingkan Bandara
Soetta. Ada fasilitas kereta cepat (semacam Commuter Line yang di Jakarta)
gratis, wifi gratis, Trolly enteng, kamar mandi, dan surau yang cukup nyaman.
Surau merupakan Bahasa Malaysia nya musholla di Indonesia. Hanya satu yang aku
kurang suka di bandara ini, susah sekali mencari colokan charger Kepala dua.
Semua kepala tiga dan itupun sangat terbatas.
Ketika kami sampai di terminal kedatangan, kami masih harus
mengambil bagasi terlebih dahulu sebelum check-in lagi ke Qatar Airways. Dan
untuk mengambil bagasi, kita harus naik
kereta cepat itu dulu ke arah terminal pesawat sebelah.
Gambar 2: Subway di KLIA Airport |
Sesampainya kami di terminal sebelah, kami ke bagian
imigrasi dulu untuk cek passpor. Karena Malaysia merupakan negara ASEAN (Asia
Tenggara), maka Indonesia diberlakukan bebas visa. Ada bagian yang cukup
menyedihkan ketika kami sedang mengantri di bagian imigrasi. Kami mendengar
sebuah percakapan antara beberapa orang(
yang kelihatannya mereka merupakan orang Indonesia) dan seorang petugas bandara.
Orang-orang Indonesia itu mengantri di tempat yang sama dengan kami (ASEAN foreign).
Mereka juga terlihat lumayan kebingungan sebenarnya. Lalu, ada seorang petugas
bandara yang mengecek passport mereka lalu petugas itu berbicara
“Nama kamu siapaa.. nama kamu sumarni (aku agak sedikit
lupa. Pokoknya nama orang-orang zaman dulu Indonesia) kan? Ngapain kamu
disini? Tempat kamu disanaa” petugas
bandara dengan nada cukup meremehkan dan kasar.
Perkiraan kami mereka adalah TKW (Tenaga Kerja Wanita asal
Indonesia) yang salah mengantri di bagian imigrasi. Hmm miris memang melihat
tenaga kerja kita diperakukan seperti itu.
Sampai
di tempat pengambilan bagasi, kami ambil semua bagasi kami dan karena waktu
sudah menunjukkan pukul 15.00 waktu setempat, kami mencari Surau untuk melaksanakan
Sholat Zuhur sekaligus Jama’Ashar. Kami baru lagi akan check-in pesawat Qatar
airways jam 19.00. Surau nya tidak jauh beda dengan di Indonesia, kiblatnya
masih menghadap arah yang sama dengan Indonesia, tersedia mukena, tersedia
tempat wudu (berdiri) yang sama dengan Indonesia. Di dalam surau, aku bertemu
dengan seorang gadis Malaysia. Aku bertanya padanya “sudah azan belum ya kak?”
. Dia menjawab dengan Bahasa Melayu. Sedikit banyak aku masih mengerti, haha. Tidak sia-sia aku suka nonton serial kartun anak Malaysia Upin Ipin. :D
Lalu aku juga bertanya mengenai password wifi KLIA, lalu dia menjawab cukup
panjang yang membuatku cukup berpikir. Hmm setelah agak lama berpikir, oh yaa
barulah I got the point. Maksud dia
adalah passwordnya tidak ada, namun free wifi nya hanya bisa berlaku se jam
saja. Hahaha sebentar juga yaa. Saat itu aku langsung bergegas sholat dan
bergantian menjaga tas dengan Iqbal.
Setelah kami semua selesai sholat, kami
laper dan segera cari KFC terdekat. Menu makan yang ada di KFC Malaysia cukup
membingungkan karena kami tidak terbiasa. Di papan menu tidak ada ayam yang
menggunakan nasi hehe, rata-rata pakai kentang. Tapi ternyata setelah
ditanyakan ke pelayan KFC nya (orang india sepertinya), ada kok nasi. Yaudah, jadi
kami pesan sepaket ayam (isi 3 ayam), 3 nasi, dan 3 minuman soda. Sejauh ini
percakapan antara kami dan pelayan KFC masih menggunakan Bahasa masing-masing
haha. Aku menggunakan Bahasa Indonesia. Mba-mba KFC nya pakai Bahasa Melayu.
Namun tetap ada saja yang membuat kami miss komunikasi dengan mba KFC itu.
Ketika kak rahma menanyakan, “sedotan nya mana kak?” (sedotan buat minum).
Mba-mba itu cengo dan hanya senyum-senyum saja. Terus aku bilang ke Kak Rahma,
“Kak, orang sini gatau sedotan. Sedotan mah Bahasa betawi. hahaha”
Iqbal
pintar sekali nyari tempat duduk, yang ada colokannya! Meskipun colokan kepala
tiga, yasudahlah, tidak apa. kebetulan colokan laptop nya Iqbal kepala tiga
jadi kita bisa numpang nge charge di laptop nya Iqbal. Ketika makanan datang,
kami langsung makan karena sudah saking lapernya hehe. Ada yang berbeda dengan
nasi di Malaysia. Nasinya seperti ada rasa kari nya. Warnanya juga tidak putih,
tapi kuning. Tapi enak kok. Sausnya juga ada tambahannya, gak hanya saus sambal
dan saus tomat, tapi ada saus Thailand nya juga. Sekedar info, orang-orang di
Malaysia itu terdiri dari 3 ras. Ras melayu itu sendiri, ras China, dan ras
India. Jadi china dan india bukanlah menjadi yang minoritas-minoritas banget
disana.
Gambar 3: KLIA Airport |
Perut kenyang, kami segera menuju gates / pintu pesawat
kami. Ruang tunggunya cukup bagus. Bangku-bangku yang sengaja disusun menghadap
kearah luar, dimana pemandangan diluar adalah pemandangan pesawat-pesawat yang
sendang parkir, landing, dan take off. Senja tanggal 29 Mei 2016 pun kami lalui
di bandara KLIA.
Gambar4: Menunggumu |
KLIA, sampai jumpa seminggu lagi :’). Pukul 19.30 kami
memasuki pesawat Qatar Airways. Ketika masuk, aku agak shock karena pesawatnya
bagus bangeet. Dengan design interior khas Qatar Airways yang serba merah
maroon ke ungu-unguan, pesawat dengan formasi tempat duduk 3(kiri) 3(tengah)
dan tiga (kanan) itu tampak cantik. Pramugari yang menyambut juga cantik-cantik
dan ramah-ramah. Pramugari dan pramugara kali ini bukan berwajah melayu lagi,
sudah campur aduk. Arab, china, dan melayu. Tepat dekat pintu masuk pesawat
merupakan kursi-kursi untuk kelas exekutif dan bisnis. Terlihat bantal,
selimut, headset, TV, tersusun rapi di masing-masing bangkunya. Aku terus
berjalan ke belakang, pikirku tak mungkin ini tempat dudukku. Mewah sekali.
Orang aku kelas ekonomi, pikirku. Sampai pada akhirnya kami sampa di tempat
duduk kami. Dan ternyata memang itu tempat duduk kami, semua fasilitas ekonomi
dan bisnis hampir sama (ada bantal, selimut, headset, TV) bedanya adalah jarak
antara kaki dengan bangku di depan. Jika ekonomi jaraknya hanya sedikit, kelas
bisnis bisa sampai membuat kaki menjadi selonjoran. Hehe. Tak apalah, gini aja
kami udah senang ga karuan.
Gambar 5: Kabin QATAR Airways |
Kami mendapat slot tempat duduk yang 3 tiga di tengah.
Pramugari-pramugari itu membantu kami menaruhkan tas-tas kami di bagasi kabin
pesawat. Ramah sekali. Setelah itu kami duduk dan memasang sabuk pengaman. Pesan-pesan
instruksi keselamatan dibuat berbeda oleh pihak pesawat. Tidak dilakukan secara
manual seperti Lion Air, tapi dibuat sebuah film yang di tampilkan di TV depan
kita, yang diperankan oleh Lionel Messi. Mulai dari pemasangan sabuk,
pelampung, dll. jadi serba digital deh Qatar irways ini. Ketika pesawat telah
take off dan karena hari pun sudah malam, kami pun terlelap. Namun, tidak lama
dari kami terlelap, sekitar 1 jam setelah pesawat mengudara,
pramugari-pramugari tersebut membangunkan kami.
P : Pramugari nyolek aku “Excuse me, Miss”
W : *baru bangun, dan cengo* *nengok ke Iqbal, ada apaaa??*
“Yes :)”
kataku.
P : “Do you want to eat?”
W : “Yes, of course”
P : “There are pancake with (apaagitu lupa) and noodles with chicken.
Which do you want?”
W : karena familiar nya sama chicken yaudah langsung aja
milih chicken. “Chicken, please”
P : okey. And the drink? There are orange jus. Do you want?
W : Okey, thank you.
Satu paket makanan yang berisi mie bihun + suwiran
ayam-ayam, margarin, cake coklat, roti bulet, coklat kitkat, buah melon dan
blewah(kayaknya) dan orange jus sudah di depan mata. Kebetulan lagi lapar juga
waktu itu, langsung santap deh. Enak makananya, masih masakan-masakan melayu
gitu sih. Yaiyalah ada bihun coba di pesawat. Mungkin karena emang terbangnya
dari Malaysia jadi cateringnya juga masakan Malaysia. Cake nya enak bangett..
kalo di Indo kayak brownies Amanda gitu. Pulen banget. Mantaps. Terus rotinya
juga enak, bihunnya juga enak. Satu doang yang gak enak, orange jusnya. Asem
nya kebangetan, aku aja gak doyan. Untung si Iqbal suka dan siap ngabisin.
Hehe. Beberapa menit kemudian setelah kami semua selesai makan, pramugari nya
ngambil piring-piring kita. Kitkat sama browniesnya sengaja gak aku makan, mau
aku simpen buat di Doha nanti haha. Karena kita tau disana kita gak akan beli
makanan (gak nuker mata uang Doha).
Setelah meja bersih, saatnya kami mengotak atik TV yang ada
di depan mata. Cukup banyak fitur nya. TV nya touchscreen, ada fitur movies,
songs, maps, games, TV, murotals, dan masih banyak lagi. Karena pesawat ini
milik meskapai negara Qatar yang merupakan negara timur tengah, maka Bahasa
default di dalam pesawat ini adalah Bahasa Arab. Jadi TV nya kita setting dulu
ke Bahasa inggris, barulah ngerti. Hehe. Awalnya aku mau nonton film, kapan
lagi kan nontoon film di pesawat, tapi film nya gak ada yang aku ngerti -__-
film arab, film barat, film Bollywood. Lagunya juga gak ada yang ngerti.
Lagu-lagu arab gitu. Jadi aku lebih memilih menyetel Quran/murotals aja.
Kebetulan qori nya Syekh Misharry Rasheed Al-Afasy, qori favoritku <3.
Nyetel itu sampai tertidur.
Dalam jadwal, pesawat ini akan sampai di Doha, Qatar pukul 2 dini hari waktu setempat. Pesawat
kami memang tidak langsung ke Istanbul, tapi transit dulu di Doha. Aku rasa
semua pesawat meskapai Qatar Airways transit dulu ke Doha sebelum mendunia.
Jika dihitung-hitung, perjalanan pesawat rute KL-Doha berlangsung selama 7 jam. Dengan ini,
hari pertama #BismillahTurkey2016 telah berakhir.
Depok, 29 Juli 2016
WWA
BEh... naik pesawat pertama, mbak?
ReplyDeleteduh aku belum negrasainnya...
Iya mbaa.. ngeri-ngeri enak mba. Semoga mba secepatnya bisa naik pesawat yaa :)
Delete