Skip to main content

#Day 2: Welcome Turkey!



Minggu, 22 Mei 2016
Tokoh: aku (widi), Iqbal, kak Rahma, mas spiderman, mba orang Indonesia, Kak Andi, Gadis Turki, supir Bus Antalya, Supir Taxi Antalya, Mas Resepsionist Orange Hotel & Appartement.

Lokasi: Hamad International Airport, Pesawat Qatar, Attaturk International Airport, Antalya Airport, Bus Umum Antalya, dan Taxi


       Sekitar pukul 2 waktu Doha, kami sampai di Hamad International Airport, Qatar. Suasana atmosfer luar negeri sudah sangat terasa disini. Wajah-wajah sipit ala-ala melayu sudah jarang terlihat. Kebanyakan adalah wajah-wajah bermata belo seperti orang Arab dan timur tengah. MasyaAllah sekali, bandara di Doha, Qatar itu sangat maju, rapi, bersih, dan bagus. Lampu-lampu di atap yang berwarna kekuningan menambah kesan mewah bandara ini. Ada fasilitas kereta cepat juga yang berwarna putih bersih. Ruang tunggunya dan mushollanya sangat nyaman, kamar mandi super bersih, fasilitas minum gratis, wifi gratis, fasilitas escalator horizontal yang membuat kita tidak capek berjalan membawa koper, dan dan yang paling penting adalah FREE CHARGER.


       Kami tidak perlu mengambil bagasi dan masuk ke bagian imigrasi di bandara ini karena kami hanya transit, bukan pengunjung. Tapi beneran deh toilet nya bersih banget, setiap berapa menit sekali di pel dan dibersihin. Waktu itu aja aku gak boleh masuk gara-gara lagi di pel. Air nya juga air hangat yang dipakai. Air untuk wudhu dan air di wastafel. Aku juga mulai menemukan perbedaan antara musholla disini dengan yang ada di Indonesia. Di Doha tidak ada mukena, dan tempat wudhu nya itu ada tempat duduknya (seperti di Masjid Istiqlal). Setelah menemukan tempat tunggu yang nyaman yangstrategis darimana-mana (dekat dengan pintu gates kami, dekat dengan musholla, dekat dengan charger, dan dekat dengan keran air minum ) kami duduk dan rehat sejenak. Aku makan kue brownies yang tadi belum sempat dimakan di pesawat sambil Wifi-an, membalas pesan-pesan dari teman-teman, keluarga di Indonesia dan memberitahu kabar kami kepada kakak yang berada di Istanbul (Kak Andi) bahwa kami sudah berada di Doha, Qatar. Rencananya, ketika kami nanti sampai di Attaturk Airport yang ada di Istanbul, kami akan ketemuan dengan beliau dulu sebentar sebelum berangkat ke Antalya (tempat konferensi kami). Ketemuan untuk menukarkan mata uang US Dollar yang kami bawa ke mata uang Lyra. Dan kami juga meminta tolong kepada beliau untuk memesankan kami tiket pesawat Istanbul-Antalya, karena tiket yang kami pesan hanya sampai  bandara Attaturk di Istanbul.
Gambar 1: Hamad International Airport, Doha Qatar
. Model: MIJP


         Pukul 05.30, selepas Sholat Subuh kami langsung bergegas menuju gates/ pintu pesawat. Namun ternyata kami kepagian dan belum dibuka. Ada seorang laki-laki yang menurutku berwajah mirip pemeran utama film Spiderman sedang menunggu juga sambil bermain laptop. Kami bertiga berbincang cukup banyak (menggunakan Bahasa Indonesia) di belakang laki-laki itu sambil bercanda-canda. Cukup lama menunggu, kok sepi ya? gak ada yang datang lagi selain aku, teman2ku, dan laki-laki itu.  Akhirnya, khawatir salah gates, kami tanya kepada petugas bandara terdekat. Dan benar saja :’), kami salah gates. Dengan segera aku bilang ke teman-teman yang lain kalau kita salah gates (pakai Bahasa Indonesia). Tapi anehnya si mas spiderman itu seakan mengerti pembicaraan kami dan menyadari kalau dia juga salah. Akhirnya ketika kami baru mau siap-siap pindah, dia langsung ngacir duluan. Ketika kita sampai di gates yang benar, matahari sudah muncul dan keadaan cukup ramai. Dan benar sekali, ada mas-mas spiderman tadi di tempat itu. Hehe berarti kita bakalan satu pesawat yaa nanti. “Tenang Wiid, kalo jodoh mah gak kemana, wwk” Ujar Kak Rahma. Kita ngakak-ngakak sendiri saat itu.

         Di pintu gates,  kami bertemu dengan orang Indonesia juga. Awalnya kami tidak sadar, namun setelah mendengar dia bercakap-cakap lewat telepon dan mengatakan “Gilee lu”, kami langsung memutuskan bahwa fixx banget, bener dia orang Indonesia. Kami pun mengajaknya ngobrol duluan. Ternyata dia berasal dari Bali dan mau pergi ke Antalya. Waw, tujuan yang sama dengan kami. Namun tujuan dia bukan untuk konferensi, tapi untuk kepentingan pekerajan. Haha. Sekitar pukul 8 pagi kami diperbolehkan masuk ke dalam pesawat dengan didahulukan penumpang kelas eksekutif dan bisnis terlebih dahulu. Barulah disusul kelas ekonomi yang masuk. Pesawatnya sama dengan sebelumnya, pesawat Qatar Airways, dengan design interior yang sama namun ukuran kabinnya lebih besar. Posisi duduknya 3 (kiri), 4 (tengah), dan 3 (kanan). Kami kembali mendapatkan bangku yang tengah. Semua fasilitas sama, ada bantal, selimut, headset, dan TV. Namun, TV kali ini tidak touchscreen. Itu saja perbedaannya.

 
Gambar 2: Qatar Airways



      Ketika pesawat telah takeoff, aku sudah tidak deg-deg an lagi. Sudah mulai terbiasa dengan naik pesawat. Haha. Gaya bangett. Seperti biasa, Satu jam setelah pesawat take off kami diberikan makanan. Makanan kali ini berbeda dengan sebelumnya, rasanya sudah mulai aneh. Makanan ala-ala timur tengah yang rasanya dominan rasa hambar. Makanan dengan paket berisi kentang + sosis + omelet, ditambah macaroni scottel, roti, buah, margarin, selai, dan yoghurt. Ketika pramugari menawarkanku pengen orange jus atau tidak, dengan tegas aku jawab tidak. Hehe sudah pengalaman dengan yang sebelum-sebelumnya karena jeruknya pasti asem banget. Akhirnya aku cuman minta air putih saja. Setelah kenyang kami tertidur lelap karena semalam kami telah begadang di Doha. Pesawat akan mengudara kurang lebih 7 jam dan diperkirakan kami akan sampai pukul setengah 3 siang waktu Istanbul Turki. 

Gambar 3: Bye QATAR and Welcome TURKEY!
Entah kenapa perkiraan waktu di penerbangan itu sangat tepat. Benar sekali aku sampai di Attaturk Airport pukul setengah 3 sore. Ketika keluar dari pesawat, MasyaAllah, atmosfer nya sudah sangat berbeda. Suhunya dingin sekali. Anginnya juga kencang. Dan ketika turun dari pesawat (pakai tangga), kami langsung di angkut oleh sebuah bis bandara menuju terminal kedatangan. 

WELCOME TURKEY! ;) 

Sangat senang sekali, akhirnya setelah perjuangan panjang, kami bisa menjajakkan kaki di Bumi Konstantinopel ini juga :) :) :) 

     Sampai di terminal kedatangan Attaturk Airport, kami langsung mengurus imigrasi (passport dan visa) dan kemudian kami mengambil bagasi. Aku gak nyangka kalau ternyata sekitar sebulan kemudian, tempat yang sedang aku jajaki ini akan di bom dan lumayan memakan banyak korban. Subhanallah. Aku sebenarnya agak kurang begitu suka dengan bandara ini. Tidak sebagus KLIA dan Hamad. Bandara ini minim fasilitas, hampir sama seperti di Soetta, namun masih majuan Soetta sedikit. Tempat tunggunya jarang ada tempat duduk, toiletnya juga cukup jorok, tidak ditemukan charger dan yang paling masalah adalah tidak ada wifi gratis. Parah banget sebuah bandara internasional, gak ada free wifi. Gimana kalo orang asing lagi mau menghubungi keluarganya yang mau jemput cobaa. Dan seketika itu pula kami panik , gimana kami dapat menghubungi kak andi kalau gak ada wifi?? Kami tanya petugas bandara, apakah ada wifi gratis, dia menjawab tidak ada. Kalau mau dapet wifi bisa ke sturbucks atau nerro café. Yaudah akhirnya kita ke nerro café, bela-belain beli ciki Lays doang satu biji biar bisa wifi-an. Udah gitu wifi-annya cuma bisa satu jam lagi. Mana baterai HP udah mau abis, dan gak ada colokan pula. Lengkaplah sudah. Ketika dapat password wifi, kami langsung menghubungi kak andi. Beliau menyuruh kita agar tunggu aja di depan Nerro café. Nanti beliau akan jemput disitu. 

      Sekitar pukul setengah 4 waktu Istanbul, kami bertemu kak andi. Dan kami langsung diajak keluar bandara naik kereta bawah tanah (Metro train) untuk bisa menukarkan mata uang US Dollar ke Turkish Lyra. Coba di Indonesia gitu yaa, dari bandara ke UI Depok tinggal naik kereta, pasti gak bakal ribet haha. Awalnya kami cukup kagok sebelum menaiki kereta Metro. Bingung lewat mana, ke arah mana, tujuan mana, bayarnya gimana. Mungkin kalau dibiarkan sendiri kami akan nyasar kali yaa. Apalagi orang Turki itu rasa nasionalitasnya cukup tinggi, dibuktikan dengan penggunaan Bahasa di Turki. orang turki susah sekali menggunakan Bahasa Inggris. Ketika masih di bandara, lumayan banyak yang bisa. Namun jika sudah keluar bandara, ampuunn dehh, siap-siap pakai Bahasa tubuh ajaa. Untung saja ada Kak Andi, beliau meminjamkan kami Kartu Istanbulkart (kartu transportasi di Turki) agar kami bisa naik Metro. Di dalam Metro semua orang mukanya bule (campuran arab-turki-eropa). Jarang sekali yang sipit seperti kami orang Asia Melayu. Sehingga tidak jarang mereka memperhatikan kami kayak kita orang Indonesia yang lagi ngeliat BULE naik kereta. Saat mereka kontak mata, kita cuma bisa senyum aja. Orang Turki itu ganteng-ganteng, dan cantik-cantik. Mayoritas berhidung mancung dan berperawakan tinggi, rapi, dan bau/wanginya sama. Kayak bau vanilla-vanilla gitu. Jadi macam-macam alliando di Turki mah banyak hehe. Wanita nya juga cantik-cantik, tinggi, kulitnya bersih, dan bulu matanya lentik. 


      Kami naik Metro dengan tujuan Attaturk Havalimani-Yenikapi. Kami naik hanya berselang 3 stasiun dari Havalimani (airport), dan turun di Stasiun Atakoy Sirinevler. Dari stasiun Sirinevler, kami tap keluar dan segera mencari moneychanger untuk menukarkan uang USDollar yang kami bawa ke mata uang Turki yaitu Lyra. Kami menyusuri jalan-jalan yang sudah sangat kental suasana Eropa-nya. Disepanjang jalan kami dilatin orang-orang sekitar. Tapi, kak Andi itu ternyata lupa kalau hari itu hari minggu jadi pada tutup money changernya. wkwk. Akhirnya kita nukerinnya ke kak Andi, dengan perhitungan kurs hari itu. Selain itu, karena harga kartu perdana Handphone di Turki cukup mahal (1 kartunya bisa 500.000-an), kami dipinjamkan modem oleh Kak Andi. Kami hanya tinggal membeli kuotanya saja, agar bisa dipakai oleh kami bertiga selama 4 hari di Antalya (Kota tempat kami konferensi). Habis tukar uang, kami di traktir makan doner kebab oleh kak Andi di daerah itu dan diberi pengarahan+tiket pesawat ke Antalya nanti sore.. Alhamdulillah seekali, dipertemukan dengan orang baik disana :’)

      
 
Gambar 4: Gang-Gang di Istanbul, Turki


       Setelah itu kami membeli kartu Istanbulkart seharga 30TL(Turkish Lyra) (Kartu + isi 24 lyra) untuk kami balik lagi ke Attaturk Airport, karena pesawat kami ke Antalya kabarnya akan berangkat pukul 18.30 sore waktu Turki. Di Turki, jam 18.30 itu masih terang benderang yaa, karena maghribnya aja pukul 20.30. Memang waktu siang di turki kebetulan bulan ini lebih lama dibandingkan waktu malamnya yaitu sekitar 16 jam. Kami selanjutnya naik metro lagi ke Attaturk Airport. Kali ini kami sendiri tidak didampingi oleh Kak Andi. Sesampainya di Attaturk kami langsung check-in dan input bagasi untuk menuju ke Antalya lewat terminal penerbangan domestic. Sangat ramai termina domestiknya. Sempat dengar kabar dari kak Andi kalau ternyata pesawat kami dengan meskapai Onur Air delay atau terlambat. Dan baru akan berangkat pukul setengah 9 malam. Alhasil kami menunggu di gates nya, namun sangat minim tempat duduk disana -__- Kami sudah BETE karena gak ada colokan, berdiri, pesawat delay, rame sesak banget. Ditambah penumpang lainnya yang kelihatannya juga bete sampai ada yang terlihat marah-marah ke petugas Onur Air nyaa. Ribut banget deeh malam itu. kami hanya bisa ngakak-ngakak aja gak ngerti mereka ngomong apa ke petugas Onur Airnya. Intinya sih mereka marah-marah. Karena pesawat delay itu merupakan suatu hal yang parah menurutku, apalagi kalau misalnya untuk penerbangan Internasional. Bisa-bisa ketinggalan pesawat selanjutnya kalau orang tsb menggunakan multi trip penerbangan. Setelah ber BETE ria, akhirnya sekitar pukul 9 malam, pesawat kami tiba dan kami boleh masuk.

     Pesawat Onur Air ini merupakan meskapai domestik Turki sekelas Lion Air kalau di Indonesia. Bangkunya mirip, bentuk pesawatnya juga mirip. Kami gak banyak memperhatikan bagian dalam dan sekeliling pesawat waktu itu, karena kami sudah cukup kelelahan dan mendapat tempat duduk paling depan dekat pintu masuk pesawat. Jadi ketika masuk, dapat tempat duduk, pasang sabuk pengaman, tidur deh. Aku benar-benar ga sadarkan diri selama pesawat itu takeoff dan sampai di Antalya Airport. Jadi gatau bagaimana pelayanan pramugarinya. Bangun-bangun pesawatnya udah berhenti aja di Antalya Airport.

      Kami sampai di Antalya airport sekitar pukul 11 malam. Ketika kami keluar pesawat, suhu udaranya masih sama seperti di Istanbul, dingin, anginya kencang. Suhu sekitar 18 derajat celcius waktu itu. Kami langsung mengambil bagasi dan bertanya-tanya ke orang sekitar tentang bagaimana transportasi ke Kemer, Antalya. Kami juga bertanya kepada Kak Dita dan Kak Ella (taman kami dari Dept.Geografi yang ikut conference juga di Turki). Kebetulan mereka sudah sampai duluan di hotel semenjak tadi siang dan kita akan menginap di hotel yang sama. Mereka siang tadi menggunakan transportasi bus dari bandara dan satu orang hanya dibuthkan sekitar 20 lyra. Namun karena kami sampai di bandara tengah malam, bus umum nya sudah tidak beroperasi. Kami benar-benar kebingungan malam itu. karena kalau naik taxi dari Bandara bisa kena mahaal banget, aku sempat baca dari blog-blog traveler kalau supir taxi di turki itu kadang nakal dan sengaja memberikan tarif mahal ke turis asing.  

        Sementara itu Kak andi di telpon juga kurang mengetahui transportasi dari Antalya menuju Kemer. Kami ke shuttle bus terdekat dan bertanya kepada petugas-petugas bus yang masih ada, duh susah sekali  menemukan petugas yang bisa Bahasa inggris. Kami menggunakan Bahasa tubuh saat itu untuk menjelaskan keadaan kami saat itu yang mau kemana. Sampai akhirnya ada satu bis yang intinya supirnya menyuruh kita untuk naik aja ke bus nya dia. Yaudah kita naik aja itu bus yang gatau arahnya kemana. Kami disuruh beli kartu AntalyaKart (semacam kartu transportasi seprti Istanbulkart) seharga 20 lyra. Kami berusaha bertanya kepada supir dan semacam kernek nya:

“Kami mau ke Kemer. Apakah bis ini sampai ke Kemer? Dimana kami akan turun?” tanya kami pakai Bahasa Inggris.

       Tapi tetep aja bapaknya gak ngerti apa yang kita omongin. Dan gak ada yang bisa Bahasa inggris juga semua orang yang ada di bis itu ketika ditanyain sama supir bis nya. Ada 1 orang laki-laki yang bisa Bahasa asing, dan berniat mau membantu kami,  tapi dia bisanya Bahasa Arab. Yaaa mana kami ngerti wkwk. Duh lucu deh wkwk. Lalu di dalam bus itu aku hubungin Kak Andi buat nanya hal ini. Dia menelpon kami, dan kami disuruh nyari orang Turki yang ada di sekitar kita yang kelihatannya baik. Aku tengok orang sekitar, perhatianku tertuju ke seorang gadis Turki cantik mirip Selena Gomes yang ada di sampingku. Aku nanya dia bisa Bahasa inggris apa ngga, dia juga gabisa. Akhirya aku kasih aja telponku ke cewe itu, lalu kak andi berbincang cukup lama dengan cewe itu. Sampai pada akhirnya cewe itu mengembalikan telefon genggangku dan kak andi bilang gini:
“Deek.. disebelah kamu ada nenek-nenek kan? Nah, nanti pas dia turun kamu juga turun yaa”.

Gambar 5: Bus yang tak tau menuju kemanaa~
Informasi terputus sampai disitu. Setelah itu kami telpon kak andi putus dan sibuk. Gadis turki tadi bilang ke pak supir tentang kita turun dimana,  dan kita coba berkomunikasi sama gadis turki itu tentang habis turun sama nenek-nenek itu kita harus kemana? Dia mencoba menjawab dngan bantuan google translate. Kocak deh, kita surat-suratan paka google translate yang ada di hp dia. Hahaha. Ga begitu jelas sih pake google translate, kami waktu itu udh frustasi dan cukup BETE banget. Tapi kami tetap sangat ber terimakasih ke gadis turki itu Akhirnya kak andi nelpon lagi dan minta maaf karena tadi lagi ada masalah urgent jadi nomernya tiba-tiba sibuk. Lalu kata beliau, habis turun di tempat yang sama dengan nenek-nenek tadi, kami harus naik taxi. Dan benar saja, tidak lama kemudian bus itu behenti, nenek-nenek tadi turun, pak supir juga menyuruh kami turun disitu, dan tepat di samping bus itu berhenti ada taxi. Pak supir sempat berbincang-bincang dengan supir bus taxi itu sebentar lalu menyuruh kami masuk kedalam taxi. Kami menunjukkan alamat hotel kami ke supir taxi dan kata beliau dia tau tempat itu. Kami sudah cukup tenang ketika berada di taxi. Tapi ada yang aneh, biasanya taxi kan ada argonya ya, tapi kok ini gak ada ya. Karena aku takut jadi korban tipu taxi, aku menelpon kak andi lagi. Dan dia juga cukup kaget kenapa taxi gak ada argonya, akhirnya dia minta bicara sama supir taxi nya, aku kasih telpon ku ke supir taxi itu. Supir taxi nya juga gabisa Bahasa inggris, makanya kita gabisa berkomunikasi. Cukup lama supir taxi itu berbincang dengan kak andi. Mungkin sedang negosiasi harga dengan kak andi. Kami hanya bisa bengong saja karena tidak mengerti apa yang mereka bicarakan sambil melihat pemandangan bukit-bukit kapur di sekitar jalan raya. Aku juga bingung, bukit-bukit itu masih kelihatan meskipun di malam hari. Padahal kan gelap yaa.

     Jalan raya di Antalya sangat lengang dan lancar. Seperti jalan tol kalau di Indonesia, padahal itu jalan raya biasa. Tidak kutemukan motor disana, dan mobil juga berjalan di ruas sebelah kanan jalan. Ohiya, Kemer Antalya merupakan sebuah kota yang diapit oleh 2 bentang alam indah yaitu pegunungan Taurus dan Laut Mediterania. MasyaAllah indahnya :)

      
Gambar 6: Jarak Antalya-Kemer. Lihaaaat jamnya


      Setelah cukup lama, Supir taxi itu mengembalikan teleponku dan kak andi mengatakan bahwa kita kena 95 lyra buat naik taxi dari tempat tadi sampai Kemer. Cukup mahal sih, tapi alhamdulillah  itu harga yang udah diperjuangin sama Kak Andi. Yaudah kami setuju-setuju aja. Jadi biaya total kita dari Bandara Antalya ke Kemer dengan bus umum nyambung taxi adalah 115 TL ( 95TL Taxi an 20TL bus umum) atau sekitar Rp. 575.000. lebih murah dibandingkan naik taxi dari Bandara yang bisa kena 150TL.

    Perjalanan menggunakan taxi memakan waktu sekitar 1 jam dan ketika kami sampai Kemer kami harus mencari lagi alamat hotel kami. Orange Hotel and Appartemen. Anehnya bapak supirnya gak punya GPS digital seperti supir-supir taxi yang ada di Indonesia. Kita kasih google map dari hp kita dia kayak gamau atau gangerti gitu. Alhasil dia kesusahan sendiri nanya orang-orang sekitar dimana hotel kita. Nyasar, gak nemu-nemu padahal udah deket banget di Google maps haha. Sampai akhirnya dia menelpon resepsionis hotel kita dan meminta dijemput. Wah TAU GAK? Ekspetasi kita resepsionis itu ber jas, rapi, dan keren. Asiik kita dijemput resepsionis ganteng dalam hati wkwk. Tapi realitanya, 5 menit kemudian muncul seorang mas-mas memakai kaos oblong dan celana boxer, naik motor bebek jadul, muncul dari belakang mobil dan mengetuk jendela taxi kami menjemput kami dan bilang “Follow me” Wkwkkw kita saling berpandangan satu sama lain (team ku). Kita ngakak-ngakak sendiri. Memang realita kadang melesat jauh dari ekspetasi. Hahaha

       Alhamdulillah sekitar setengah 2 dini hari, kami sampai di hotel kami dengan selamat dan disambut dengan Kak Dita, Kak Ella, dan Mas recepsionis yang selanjutnya kita panggil dengan sebutan “Mas Orange”. Kami haya diminta menunjukkan passport kami kemudian selanjutnya kami masuk kamar. Alhamdulillah, akhirnya perjalanan panjang ini sampai jugaaaaa!!!
Gambar 7: Sampai Apartemen


Depok, 3 Agustus 2016


WWA

Comments

  1. Halo Mbak Widi...
    Salam Kenal ya...
    Ini adalah pertama kali saya mengunjungi blog mbak. Dan saya sangatmenyukai cerita perjalannanya. Ditunggu kisahnya lagi ya kak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halooo Mbak Khoirur Rohmah. Iyaaaa, semoga bermanfaat dan bisa menginspirasi yaa :)

      Delete
  2. Hallo...
    Salam kenal ya.
    Pengalaman seperti ini akan selalu memotivasi saya untuk juga semangat kuliah abroad. Salam Sukses. Boleh juga berkunjung ke rumah sederhana saya di emrabie.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haloo Rabi. Iyaa Aamiin semoga dream buat kuliah Abroad nya bisa segera terwujud yaa. Iyaa, saya akan berkunjung ke blog mas

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

#Day1: My First Flight

S abtu, 21 Mei 2016 Tokoh : Aku (widi), Kak Rahma, Iqbal, Bang Owe, Gadis Malaysia, Pelayan KFC Malaysia, Pramugari   Qatar Airways Lokasi : Depan Kampus D Universitas Gunadarma, Bandara Soekarno Hatta, Money Changer, Pesawat Lion Air, Kuala Lumpur International Airport (KLIA, Malaysia), KFC Malaysia, pesawat Qatar Airways "Setelah perjuangan cukup panjang, Alhamdulillah Allah menjawab doa-doa kami. Hari ini kami bisa berangkat atas izin-Nya." Titik kumpul pertama kami bertiga adalah di Jl. Margonda (depan Universitas Gunadarma kampus D). Aku datang pertama, sebelum jam 6 pagi dengan membawa 1 koper, 1 ransel, dan 1 tas slempangku. Sambil menunggu kedatangan teman-teman lain, aku merenung sekaligus bersyukur. Campur aduk perasaanku saat itu. Senang karena Allah Maha Baik serta masih sedikit tidak percaya bahwa hari ini akan tiba dan aku bisa berangkat menuju negara impianku, sekaligus sedikit sedih karena harus meninggalkan keluarga dan kampus tercinta sel

Jalan-Jalan di Kota Istanbul? Kenalan dulu dengan Transportasinya

Kalau mendengar kata Istanbul, mungkin yang pertama kali terbayang adalah identitas kota ini yaitu sebagai Kota Dua Benua. Memang benar, Kota Istanbul merupakan salah satu kota terbesar dan terpadat di Turki yang terletak di antara dua benua. Istanbul bagian Timur terletak di Benua Asia, dan Istanbul bagian Barat terletak di Benua Eropa. Keduanya dipisahkan oleh   sebuah selat yang bernama Selat Bosphorus. Gambar 1: Selat bosphorus yang memisahkan Benua Asia dan Eropa Sumber: GoogleMaps Latar belakang Kota Istanbul yang pernah dikuasai oleh kerajaan-kerajaan seperti   Romawi, Bizantium, Ottoman, dan Konstantinopel membuat kota ini kaya akan sejarah dan bangunan bersejarahnya. Siapa yang tidak kenal dengan Blue mosque, Galata Tower, Aya Sophia, dan Topkapi Palace. Tidak heran jika Istanbul masuk kedalam 10 kota paling banyak dikunjungi wisatawan asing menurut Tahupedia.com. Sebagai kota pariwisata, Istanbul memiliki kapasitas yang sangat mendukung terutama dalam hal t